Thursday 2 June 2011

MANAJEMEN OBAT YANG RASIONAL


Beberapa hari yang lalu seseorang menanyakan pada saya, apa beda khasiat obat paten dan obat generik? Saya pun menjawab pertanyaan tersebut dengan asal dan sambil bercanda, bedanya mungkin ada, tapi yang terasa sih beda di kantong saja.
Ya, saat ini masyarakat Indonesia telah dijejali dengan berbagai merek obat. Dan ternyata menurut hasil survey, lebih dari 40% obat yang beredar di Indonesia tidak rasional. Sehingga, selain merupakan hal yang membahayakan, juga merupakan tindakan pemborosan.
Perlu diketahui bahwa di Indonesia ini, yang disebut sebagai obat paten ternyata hanya obat generik yang berlabel (branded generic). Jadi, isi dan khasiat obatnya sama saja dengan obat generik. Dan hal tersebut terkadang tidak diketahui oleh masyarakat awam.
Tentang mahalnya harga obat “jiplakan” yang tidak rasional tersebut, mungkin disebabkan karena obat telah menjadi komoditas ekonomi yang penetapan harganya diserahkan pada mekanisme pasar. Pada situasi seperti ini, obat telah kehilangan jatidirinya sbagai bagian dari hak individu untuk dapat sembuh dari penyakit karena kemampuan ekonomi seseorang menjadi kendala untuk mencapai tujuan tersebut.
Sebagai contoh di Indonesia, harga Ondansetron (obat anti muntah) yang branded generic satu bijinya seharga Rp. 27.000,- sedangkan harga ondansetron generik satu bijinya hanya Rp. 3.000,-. Sungguh perbandingan yang menakjubkan. Harga yang sangat jauh berbeda, padahal isi dan khasiat obatnya sama.
Ditengah belantara ribuan merek obat, mulai yang generik dan esensial hingga obat merek dagang baik originator ataupun branded generic, konsumen harus cerdas kalau perlu kritis terhadap obat apa yang diberikan. Tanyalah ini jenis obat apa, apa khasiatnya, apa indikasi pemberiannya, dan yang terpenting apa efek sampingnya serta cara atau tindakan bila muncul efek samping. Konsultasikanlah pada dokter anda.
Oleh karena hal tersebut, saya harapkan para masyarakat lebih bijak dalam memilih obat. Anda dapat mengkonsultasikannya pada dokter anda sebelum memutuskan untuk membeli obat. Dan jangan pula lupa untuk kontrol kembali ke dokter bila terjadi sesuatu pada diri anda. Jangan sembarangan membeli obat ataupun meng- “copy” resep yang diberikan oleh dokter, karena hal tersebut sangat berbahaya. 

No comments:

Post a Comment